Memilih dalam Doa

Aku berhenti di sebuah titik

Kebingungan di sebuah persimpangan jalan

Terkadang aku hanya ingin diam

Namun keadaan seringkali mendesakku untuk terus melangkah maju

Menerima kenyataan bahwa waktu takkan pernah menunda

Di saat orang memanjatkan doa-doa panjang

Aku berdoa sedikit

Doa itu seperti rahasia

Cukup aku dan Tuhan yang tahu

Aku tidak ingin kamu hanya menjadi memori

 di saat tertentu,

diam adalah emas

Terlihat Dibalik Jendela

Disini gue bisa memandangi senja. Duduk menghadap laptop sambil minum segelas greentea. Masih indah kok walaupun di tengah padatnya kota, di pinggir jendela mall. Kayaknya mall ini udah diperhitungkan banget supaya jendelanya menghadap ke arah matahari terbenam. Gue lagi merasa grateful nih. Salah satu sebabnya karena ngeliat langit seindah ini. Gue liat ada anak-anak remaja yang berlarian di dalam mall. Kayaknya anak SMP. Gue juga kalo ke mall sama temen suka gitu. Terus gue ngeliat orang pacaran gandengan tangan. Diem-dieman, sambil malu-malu. Banyak orang yang udah mau pulang. Lama-lama mataharinya terbenam semua nih. Nyisa warna ungu. Pengen moto tapi gabisa hahaha. 

Hari ini kakak gue berhasil menghibur. Dia nraktir makan, dia ngajakin beli baju, trus dia ngajakin kesini deh. Dia tau gue lagi pengen diem aja. Saat ini mungkin yang paling ngerti gue kenapa cuma dia. Yang gue kesel kenapa dia pulang cuma beberapa hari. Gue gapunya temen di rumah. Gue bosen. Gue lagi gangerti sama hidup ini. Gue gapunya pegangan.

Dan di atas langit senja ini, demi matahari, bulan, bintang. Gue berharap dia ngeliat hal yang sama kayak yang gue liat hari ini. Entah kenapa, gatau gimana, semua yang ada disini mengingatkan gue sama dia...