Monday, December 29, 2014

september of sixteenth




Sebentar lagi saya lulus SMA. Tersisa beberapa bulan lagi untuk mengenakan seragam berwarna putih abu-abu. Kegiatan rutin yang bisa dilakukan hanya berkutat dengan buku dan pensil. Kadang rasanya ingin sekali pergi jauh. Ke antah berantah. Tempat yang dapat membuat saya berpikir lebih jernih, selain hafalan soshum atau rumus matematika di sekolah. Namun apadaya, semua tiada guna. Pergi menjauh tidak akan menghentikan waktu, apalagi menyelesaikan masalah. Apa yang ada di depan mata memang harus dihadapi. 


Keinginan untuk melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi Negeri, membuat saya harus memikirkan segala persiapan matang beserta resikonya. Belajar mati-matian setiap hari membuat saya kehilangan waktu bersama orang-orang tersayang. Meninggalkan bapak dan ibu untuk sekolah kemudian kursus sampai malam merupakan hal yang berat untuk dilakukan. Rumah hanya menjadi tempat untuk tidur. Keesokan harinya, saya akan mengulangi kegiatan yang sama. 


Belum lagi ditambah dengan tanggung jawab sebagai badan pengurus harian ekskul. Menyelesaikan laporan pertanggungjawaban kemudian bicara di tengah sebuah sidang. Pekerjaan yang dinantikan akhirnya sudah selesai. Acara yang saya dan teman-teman rencanakan, sangat besar. Sangat rumit. Sehingga setiap hari selalu saja ada pekerjaan yang harus dilakukan. Di satu sisi saya sangat ingin menyelesaikan semua ini, namun di sisi lain saya juga tidak ingin cepat-cepat pergi.


Saya masih belum berani membayangkan sebuah perpisahan. Mungkin sebenarnya ini bukan perpisahan. Hanya terpisah beberapa waktu saja. Mungkin hanya empat tahun lamanya. Namun siapa yang tahu, di dalam empat tahun itu akan terjadi apa? Memangnya manusia bisa apa kalau Tuhan telah menulis garis takdirnya? Waktu dapat merubah banyak hal. Atau mungkin bukan perpisahan, hanya mengulangi segalanya dari awal : beradaptasi, berkenalan, berteman, berkegiatan?


Semoga saja tiga tahun di SMA ini cukup untuk mengikat hubungan dengan para sahabat, sekolah, dan yang lainnya. Semoga saja dua tahun sudah cukup untuk mengenalmu, membawamu pada kehidupan saya yang gerbangnya sudah terlihat ini. Semoga kamu tidak sekedar menjadi memori, tapi kamu memang selalu ada di setiap hembus nafas ini. Tidak perlu dengan raga, karena sebentar lagi akan terpisah oleh jarak. 


Apalah arti sebuah jarak? Waktu? Biarlah kita duduk di rumah masing-masing, menanti jawabannya. Kata orang mempertahankan itu lebih sulit daripada mendapatkan. Setelah mendengar kalimat itu, saya tertawa. Saya tidak merajut ikatan. Saya pernah berharap untuk dapat memiliki, tapi sekarang sudah tidak. Saya merasa tidak perlu untuk mendapatkan. Saya sedang merajut rasa. Tidak dapat dilihat, apalagi disentuh. Hanya dapat dirasakan.


Kita sudah berhenti untuk bicara. Saya bahkan sudah berhenti untuk berusaha. Tik.tok.tik.tok. Waktu sangat cepat berlalu. Sebentar lagi saya akan pergi. Tapi tenang saja, saya pergi bukan untuk meninggalkanmu


Inikah salah satu alasan kamu ingin saya pergi? Saya berharap jawabannya : ya. Saya tau kamu takut melakukan semuanya sendiri. Pergilah.. sejauh apapun itu, pergilah jika itu inginmu, yang terbaik untukmu, dan dapat membuatmu lebih tenang. Selama apapun kamu pergi, pergilah. Toh saya masih tetap disini menunggu kamu.


Jadi, ketika kamu sudah kembali. Mari kita nikmati waktu yang tersisa sedikit lagi. Bersama. Dalam keadaan tertawa ataupun menangis. Berdua, kita berlari sejauh mungkin. Soal nanti saya kemana, atau kamu kemana, urusan nanti. Kemanapun itu, kita akan kembali kesini. Berdua.


Wednesday, December 17, 2014

persiapan PDGH


H-2 PDGH 28

ngga kerasa PDGHnya Chandra Purnama udah 2 tahun yang lalu. ngga kerasa juga PDGH buatan Chandra Purnama udah setahun yang lalu. tahun ini hajatannya Kartika Kirana. tapi gue masih bertanggung jawab di dalamnya. sebenernya kalo ditanya mau apa ngga jelaslah ogah! ini acara angkatan siapa yang harusnya ngurusin masa gue harus turun lagi

tapi, ternyata yang namanya "keadaan" benar-benar ada. keadaan yang berubah, sistem yang berubah, memaksa kita untuk tetap maju dalam keadaan yang.... sangat menyebalkan

gue gatau kenapa gue tiba-tiba segercep itu dateng ketika keadaan sedang sulit. ini yang diajarin sama sisgahana ke gue. bukan cuma sekedar tanggung jawab biasa. tapi ini hidup gue, keluarga gue, sodara gue yang sedang terancam keberadaannya. kita bagaikan sedang berjalan di seutas tali yang tipiiis banget. salah langkah sedikit jatoh semua ke bawah

gue capek, serius. gue yakin CP juga capek, KK apalagi. ai sama umar yang di halimun 8 hari. entahlah mereka ngapain aja selain makan sama nonton TV nungguin kita disana. sabar ya ai, mar. sebentar lagi kok. dan sisanya yang disini, hufte. ngurusin perizinan, berusaha sabar, menghadapi segalanya tanpa emosi, dengan pikiran jernih. mau nangis, mau marah, mau ngikutin ego. tapi apa yang ada di depan mata ini menentukan perjalanan sisgahana selanjutnya. dibawah bahtera BPH KK nanti dan seterusnya

entah masalah peralatan, perlengkapan, transportasi yang tiba-tiba bilang gabisa, acara yang dirombak dalam waktu beberapa jam, telfonan sama yang advance. nangis gabisa, ketawa kayak orang stress.. itu lah hidup sisgahaners


ini sangat melelahkan, percaya deh. dear casis 2014, berterima kasih lah sama senior-seniormu ini. sesusah ini bikin pendidikan buat kalian. setiap hari ke sekolah dari pagi sampe malem. kalo boleh curhatan pribadi. nyokap bokap gue udah sabar banget sama gue. setiap pagi kalimat yang terlontar selalu sama "jangan malem-malem ya dek pulangnya" dan setiap hari juga gue langgar kalimat itu. setiap malem sebelum tidur nyokap selalu meluk gue, nanyain gimana sisga tapi gue udah males jawab maunya istirahat aja. sampe pas gue mau cerita nyokap gue udah males dengerinnya. betapa kurang ajarnya gua sama mereka. trus sekarang gue minta duit sama mereka buat PDGH, buat makanan, belanja segala macem, minjem barang-barang dari rumah yang belum tentu dibalikin setelah PDGH. kasian gue sama mereka...


Chandra Purnama, lagi-lagi ya pew? selalu begini nasib kita hahaha. takdir deh kayaknya. entah kenapa gue merasa semakin kuat. menghadapi ini semua dengan tegar. dimarahin orang aja udah ngga ada rasanya loh. hebat kan. gua mau muji angkatan sendiri ah. CP tuh kuat, pinter, gercep, kompak. sebagus itu kita. walau anarkis kalo bercanda. gaada yang waras. gue luar biasa bangga seangkatan sama kalian. kita sehebat itu pew. kenangan tentang pekerjaan kita pasti bakal kepake banget buat hidup gue ke depan. be strong pew, I love you SO DAMN MUCH!!! pengen meluk kalian ({})

Kartika Kirana : mirror. sekarang kalo kalian udah bikin PDGH mungkin kalian bisa jadi lebih menghargai senior kalian. kalo dibandingin sebenernya masih belum sepadan sih sama perjuangan CP tahun lalu. gak dibantuin. kita masih bantu, karena kita takut. gue akui keadaan kalian udah terlanjur mepet. selama ini yang selalu kita pikirin tuh kalian. udah gaada waktu lagi sekarang buat mikirin diri sendiri. sekarang kalian belajar untuk mikirin banyak pihak. belajar jadi BPH. belajar bertanggung jawab sama junior, senior, alumni. saling menguatkan, ngga saling menyalahkan. saling mendukung, ngga saling menjatuhkan. kita disini satu. BPH. badan pengurus harian


dan untuk diri gue sendiri. semoga diriku kuat menghadapi ini semua, jadi bisa menguatkan semua orang. semangat. sisgahana tetap merah kok